Editors Picks

Tuesday 11 August 2015

Wawasan Nusantara serta Paham Kekuasaan dan Geopolitik


WAWASAN NUSANTARA- Sebelum membahas wawasan nusantara sebaiknya terlebih daluhu kita mempelajari wawasan nasional suatu bangsa. Hal ini karena latar belakang suatu bangsa bahwa kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang berasal dari Tuhan, pencipta alam semesta dengan segala isinya. Termasuk manusia di dalamnya. Manusia di beri kelebihan dari makhluk lainnya melalui akal pikiran dan budi nurani, namun tetap terbatas kemampuannya. Disinilah timbul perbedaan pendapat, kehidupan termasuk car melihat dan memahami sesuatu. Perbedaan inilah yang dinamakan keanekaragaman. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman memerlukan perekat, agar bangsa yang bersangkutan bersatu untuk keutuhan negaranya.

Upaya pemerintah dan rakyat menyelenggarakan kehidupan memerlukan suatu konsepsi yang berupa wawasan nasional. Wawasan ini untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor penentu utama yang harus diperhatikan oleh suatu bangsa yaitu:

a. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup

b. Jiwa, tekad dan semangat manusianya dan rakyatnya.

c. Lingkungan disekitarnya.

Dengan demikian, maka Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi dan interrelasi) serta bagunannya didalam bernegara ditengah-tengah lingkungannya baik nasional, regional maupun global.

Wawasan nasional suatu bangsa di bentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan teori geopolitik.

1. Paham-paham Kekuasaan

Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran sejauh mana konsep operasinya dapat diwujudkan dan dipertanggung jawabkan. Oleh karena itudibutuhkan landasan-landasan teori yang dapat mendukung tentang wawasan nasional.

Adapun teori-teori yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain:

a. Paham Machiaveli ( Abad XVII)

Gerakan pembaharuan (renaicance) yang dipicu oleh masuknya ajaran Islam di Eropa Barat sekitar abad ke VII telah membuka dam mengembangkan cara pandang Eropa Barat, sehingga menghasilkan peradaban Barat Modern. Dibidang poliitik dan kenegaraan motor atau sumber pemikirannya berasal dari Macheveli seorang pakar ilmu politik dalam pemerintahan Republik Florence, sebuah negara kecil di Italia Utara sekitar ( Abad XVII).

Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan judul “The Prince”. Marchievelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat dan cara pandang bagaiman memelihara kekuatan politik. Menurutnya, sebuah negara itu akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil. Pertama, dalam merebut dana mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan. Kedua untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (“devide et impera”) adalah sah, ketiga, dalam dunia politik ( yang disamakan dengan binatang buas), yang kuat pasti dapat bertahan dan menang. Buku ini sangat dilarang beredar karena sangat ammoral dan dapat menghancurkan peradaban dunia, akan terjadi penindasan kepada yang lemah oleh negara yang kuat.

b. Paham Kaisar Napoleon Bonaperte (Abad XVII)

Kaisar Napoleon berpendapat perang dimasa depan akan merupakan perang total, yang mengarahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional. Dia juga berpendapat bahwa kekuatan politik juga harus didampingi dengan kekuatan logistik dan kekuatan ekonomi nasional yang harus didukung oleh sosial budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa untuk membentuk kekuatan menduduki dan menjajah negara di sekitar prancis. Oleh kerena itu terjadi invasi militer besar-besaran oleh Napoleon terhadap negara-negara tetangga. Ketiga postulat Machievelli telah di implementasikan oleh Napoleon.

c. Paham Jenderal Clausewitz (Adab XVIII)

Bersamaan dengan ers Napoleon di Rusia hidup Jenderal Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi penasehat militer tentara kekaisaran Rusia. Sebagaimann kita ketahui invasi tentara Napoleon pada akhirnya berhenti di Moskow. Clausewitz diangkat menjadi Staf dan komando rusia setelah bebas dari pasukan Napoleon. Disana dia menulis sebuah buku tentang perang di beri judul “Van Kriege” (tentang perang). Menurutnya perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Buat dia perang adalah sah-sah saja, dalam mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran inilah yang membuat Prusia berekspansi sehingga menimbulkan perang dunia ke satu.

Dari pendapat ahli tersebut muncul penjelasan bahwa penjelasan bahwa ada peranan unsur-unsur subjektif dan psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu negara sehingga kemantapan suatu sistem politik hanya dapat dicapai berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan. Kebudayaan politik akan menjadi pandangan baku dalam melihat kesejarahan sebagai satu kesatuan budaya. Dengan demikian maka dalam proyeksi eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi-kondisi objektif tetapi juga kondisi subjektif dan psikologis.

2. Teori-teori Geopolitik


Geopolitik berasal dari kata Geo atau Bumi, sedangkan politik mempunyai pengertian kekuatan yang didasar pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan dasar nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.

Beberapa pendapat dari pakar Geopolit antara Lain:

a. Pandangan Prederich Ratzel

Pada abad ke ke-1, untuk pertama kalinya Prederich Ratzel merumuskan tentang ilmu bumi politik sebagai hasil penelitiannya secara ilmiah dan universal (tidak khusus suatu negara). Pokok-pokok ajaran F Retzal sebagai berikut:

1. Dalam hal-hal tertentu pertumbuuhan negara dapat dianologikan dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, tetapi dapat juga menyusut dan mati.

2. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas ruang potensi tersebut, makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang, konsep ruang).

3. Suatu bangsa dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup terus.

4. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan dukungan akan sumber daya alam yang diperlukan. Apabila wilayah atau ruang tidak dapat memnuhi/mendukung maka bangsa tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alamnya diluar wilayahnya.

b. Pandangan Rudolf Kjellen

Esensi ajaran Kjellen adakah sebagai berikut:

1. Negara sebagai satuan biologis, suatu organisme hidup, yang juga memiliki intelektual. Untuk mencapai tujuan negara hanya dimungkinkan dengan cara memperoleh ruang yang cukup luas agar memungkinkan perkembangan secara bebas kemampuan dan kekuatan rakyatnya.

2. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang: geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan kraton politik (politik memerintah).

3. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar, tetapi harus mampu berswadaya serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasionalnya, yaitu: kedalam untuk mancapai persatuan dan kesatuan yang harmonis, keluar untuk memperoleh batas-batas negara yang lebih baik.

c. Pandangan Karl Haushofer

Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di jerman di bawah kekuasaan Adofl Hitler (Nazisme), juga dikembangan ke jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.

Rumusan ajaran Karl Haushofer adalah sebagai berikut: geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal-soal strategis perbatasan, ruang hidup bangsa dan tekanan-tekanan kekuasan dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia, geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup.


No comments:

Post a Comment